Penggunaan media sosial yang berlebihan ternyata menjadi salah satu faktor penyebab gangguan kecemasan FOMO (Fear of Missing out). Apa itu FOMO dan bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya!
Apa itu FOMO?
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out. Dalam bahasa Indonesia, FOMO diartikan sebagai rasa khawatir dan ketakutan yang berlebihan akan tertinggal trend yang sedang berlangsung.
Misalnya, saat ada diskon besar-besaran suatu produk. Kamu merasa takut ketinggalan diskon dan pembelian barang tersebut yang padahal bukan prioritasmu saat ini.
Tapi trend tersebut makin ramai, bahkan teman-temanmu juga turut membelinya, maka kamu tergerak untuk membeli barang tersebut karena rasa khawatir tertinggal.
Penyebab dan Gejala FOMO
Salah satu penyebab FOMO yaitu kecanduan media sosial. Dilansir dari klikdokter.com penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan FOMO.
Apa yang kita lihat di media sosial seringkali membuat kita beranggapan bahwa kehidupan orang lain lebih baik daripada kehidupan kita sendiri.
Akhirnya kita mulai membandingkan pengalaman terbaik nan ‘sempurna’ mereka dengan kehidupan pribadi kita. Hingga pada akhirnya kita merasa bahwa apa yang salah dan kurang dari diri atau hidup kita.
Pada tahap lebih lanjut akan membuat kita harus terus terhubung dengan trend dan menyalahkan diri atas ketidaksempurnaan.
Padahal roda terus berputar, media sosial tidak menunjukkan apa yang tak tampak di belakang layar.
Dalam jurnal Psychiatry Research disebutkan bahwa FOMO berhubungan dengan penggunaan telepon genggam dan media sosial. Hubungan tersebut pun tidak bergantung pada usia atau jenis kelamin.
Bentuk dan Dampak FOMO
Berikut bentuk-bentuk FOMO yang seringkali menyerang para pecandu media sosial:
1. FOMO dalam Dunia Investasi
Investasi merupakan kegiatan yang penting dilakukan untuk mempersiapkan kecukupan finansial di masa depan. Tak sedikit pakar yang menyarankan kita untuk berinvestasi sedini mungkin.
Tapi, bukan berarti kamu berinvestasi karena ikut-ikutan dan lagi hype aja. Investasi harus dilakukan secara sadar guna meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.
Saat seseorang mengalami FOMO dalam berinvestasi, dampaknya yaitu ia akan membuat keputusan irasional. Seperti membeli instrumen yang tidak sesuai dengan profil risikonya.
Atau terhasut godaan untuk membeli/menjual aset tanpa pertimbangan, yang ujung-ujungnya akan merugikan ia sendiri.
2. FOMO Pencapaian atau Goals
Media sosial merupakan salah satu tempat sharing kebahagiaan. Seperti pencapaian saat kuliah berupa menang lomba atau pertukaran pelajar.
Dalam dunia kerja bisa juga digambarkan dengan kenaikan pangkat atau promosi. Postingan ini seringkali memicu kita untuk membandingkan diri.
Sebenarnya ada dampak baiknya bagi kita yaitu merasa termotivasi. Tapi apa yang dilihat orang yang memiliki FOMO justru berbeda.
Dampak seseorang yang mengalami FOMO pencapaian yaitu mulanya ia akan membandingkan diri, merasa insecure, hingga akhirnya menyalahkan diri sendiri atas pencapaiannya yang tak sebesar orang lain.
Padahal pencapaian tidak melulu memiliki standar. Misalnya pencapaian untuk bisa tidur 8 jam sehari dan memiliki waktu yang cukup untuk dihabiskan bersama keluarga dan orang terkasih.
3. FOMO Trend Produk
Seperti yang telah dicontohkan pada paragraf pembuka, FOMO juga dapat membuat kita harus terus terikat dengan trend suatu produk.
Hal ini seringkali dimanfaatkan suatu brand untuk mengeluarkan produk terbaru yang mestinya lebih ciamik. Sehingga meski kita tidak memerlukan produk tersebut, kita merasa harus memilikinya.
Hal ini diperparah dengan adanya diskon pada waktu tertentu yang semakin membuat kita tidak mau kelewatan momen tersebut.
Cara Mengatasi FOMO
1. Membiasakan Diri untuk Berpikir Kritis
Merasa untuk terus terikat dengan trend akan membuatmu lelah, apalagi kalau kegiatan tersebut tidak berhubungan dengan pekerjaan atau segala hal yang memberikanmu feedback.
Mulailah berpikir kritis dengan mempertanyakan apa sih kegunaan dari semua ini? Apakah informasi yang kita dapatkan itu benar? Darimana kita tahu bahwa informasi tersebut benar? Apa yang harus kita nilai dari informasi ini?
2. Ubah Fokus
Penyebab FOMO sangatlah kompleks, salah satunya yaitu berfokus pada kekurangan diri dan memandang bahwa kehidupan orang lain lebih baik.
Alih-alih buang tenaga untuk memikirkan hal tersebut, kamu bisa mulai dari detox social media. Kurangi intensitas penggunaan sosial media & unfollow orang-orang yang menurutmu memicu FOMO.
3. Journaling
Karena sudah terikat dengan media sosial, kita memperlakukan platform tersebut seperti jurnal pribadi.
Alih-alih mendapat ketenangan, mempublikasi segala apa yang kita rasa justru memicu kita untuk mendapat feedback baik dari pembaca.
Padahal sebaik-baiknya feedback adalah sesuai dengan masalah yang kita alami. Kita tak bisa terus menerus berharap feedback baik-baik dari pembaca yang notabenenya juga tidak mengenal kita secara personal.
Kemungkinan terburuknya justru membuat kita dihakimi. Tapi, nggak ada salahnya juga bagi kamu yang ingin berbagi keluh kesah di media sosial.
Namun, jika sudah menunjukkan gejala FOMO ada baiknya kamu mulai membuat jurnal pribadi. Kamu dapat menggunakan buku diary untuk menumpahkan segala keluh kesahmu.
Dengan membuat jurnal fisik pikiran kita akan terarah untuk menganalisis masalah tersebut daan menemukan jalan keluarnya, kita juga merasa lebih tenang karena fokus pada satu tujuan bukan multitasking.
4. Berbagi Cerita Kepada Orang yang Tepat
Sharing is caring nyata adanya lho! Dengan berbagi kita akan merasa lebih tenang dan lega. Meski tentunya tak semua orang dapat jujur dengan apa yang ia rasa.
Kamu dapat memulainya dengan bercerita kepada sahabat karib atau keluarga tercinta yang menurutmu tepat sehingga tidak akan menghakimi apa yang sedang kamu rasa.
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu FOMO (Fear of Missing out), bentuk dan dampaknya serta cara mengatasi FOMO.
Langkah apa yang kamu ambil bila mengalami FOMO?
Sebagai penyelenggara investasi berbasis securities crowdfunding, JOINAN berkomitmen untuk mendukung iklim ekonomi Indonesia yang baik, menjadi alternatif pembiayaan untuk mendukung UMKM naik kelas, dan solusi pintar untuk berinvestasi.
Mulai investasi atau ekspansi bisnismu bersama kami!
JOINAN merupakan platform investasi berbasis securities crowdfunding. Melalui JOINAN kamu dapat berinvestasi pada beragam bisnis profitable, hingga mendapatkan alternatif pembiayaan untuk mengembangkan bisnismu.
Melalui mekanisme penerbitan efek yang akan JOINAN tawarkan kepada seluruh investor tanah air melalui website dan aplikasi yang dimiliki JOINAN.
Dengan satu platform kamu dapat menjadi investor maupun penerbit atau partner JOINAN! Klik link ini untuk informasi lebih lanjut.
baca juga: JAWAB INI SAAT DITANYA ‘EMANG MILENIAL BISA APA?’
Penulis: Mira Ayu Dwi Cahyani