Milenial! Persiapkan Dana Pensiun Sedini Mungkin, Berikut Caranya

244
Cara mempersiapkan dana pensiun bagi milenial
Cara mempersiapkan dana pensiun bagi milenial.*/Freepik.com/People photo created by jcomp

Cara mempersiapkan dana pensiun – Milenial identik dengan slogan You Only Live Once yang sangat berimplikasi terhadap gaya hidupnya.

Saat ini, dunia disibukkan dengan cara bagaimana memaksimalkan peran kaum milenial sebagai penyumbang bonus demografi agar mampu mendongkrak perekonomian negeri.

Hanya saja, kita sedikit terlena bahwa sebenarnya milenial juga akan tua. Jangan sampai semua usaha yang dilakukan cuma untuk meraup keuntungan semata tapi tidak berdampak panjang bagi kesejahteraan milenial pasca 2030-2045, yaitu masa pensiunnya.

Saat mendengar kata pensiun, sebagian dari kita pasti berpikir ini merupakan masa yang membosankan karena umur yang sudah tidak produktif.

Hal ini diperparah bila masa tua dihadapi tanpa perbekalan, alhasil pusing karena terlilit utang, kesehatan yang memburuk, dan biaya keperluan bulanan.

Namun, bukanlah hal yang mustahil untuk memiliki masa pensiun yang gemilang bila dipersiapkan sedini mungkin.

Hasil riset Manulife yang dikutip Tirto menyebutkan, tiga dari sepuluh generasi milenial diprediksi kekurangan uang pada masa pensiunnya

Dikutip dari Pikiran Rakyat, berdasarkan studi yang berjudul “Alvara Indonesia: Gen Z and Millennial Report 2019” bahwa milenial hanya mampu mengalokasikan kurang dari 10 persen keuangannya untuk menabung. Hal ini berbanding terbalik dari yang dianjurkan yaitu 10-15 persen.

Menabung dapat menjadi langkah awal yang dapat dilakukan, meski jumlah uang tabungan pasti terkikis dengan inflasi pertahun yang mencapai 3 hingga 5 persen.

Mengutip Tirto.id, terdapat sejumlah kesalahan finansial yang dilakukan milenial, yaitu:

  • Tidak punya rencana keuangan.
  • Punya banyak rekening bank tapi tidak diatur penggunaannya.
  • Tidak menyiapkan dana pensiun.
  • Tidak mempersiapkan dana pendidikan anak sedini mungkin.
  • Tidak memiliki strategi untuk keluar dari utang.
  • Besar pasak dari pada tiang (lebih banyak pengeluaran dari pada pemasukan).

Nah biar gak makin overthinking dengan masa pensiun, yuk kita masuk ke pembahasan.

Macam-Macam Dana Pensiun dan Cara Mengelolanya

Dana Pensiun Mandiri

Misal, saat ini usiamu 25 tahun dengan gaji Rp 3 juta per bulan Asumsikan tingkat inflasi 5 persen per tahun. Maka, 30 tahun lagi gaji Rp 3 juta perbulanmu sama dengan Rp 13 juta. Itupun bila tidak ada kenaikan gaji.

Rumusnya:

FV = PV x (1+I)^n

FV = Future Value

PV = Present Value

I = Inflasi

n = Jangka waktu usia pensiun dan sekarang

Bila kamu pensiun di usia 55, asumsikan masa hidupmu sampai 75 tahun, maka masa pensiunmu 20 tahun.

Nah, upayakan kebutuhan hidupmu tetap Rp 13juta/bulan. Karena semakin tua, makin banyak penyakit yang mengintai dan memerlukan biaya kesehatan yang besar.

Bila kebutuhanmu adalah Rp 13juta/bulan, maka selama 20 tahun kamu memerlukan biaya 3,1 miliar.

Bagaimana cara mengumpulkan dana pensiun 3,1 miliar?

  • Dicicil dengan investasi sebesar Rp 250 ribu/bulan dengan asumsi return sebesar 17,5 persen per tahun selama masa produktif, yaitu 30 tahun.
  • Jika kita asumsikan return yang didapat sebesar 10 persen, maka kita perlu berinvestasi sebesar Rp 1,3 juta selama 30 tahun.

Instrumen investasi yang memiliki return sebesar itu yaitu reksadana saham dan saham.

Meski volatilitasnya tinggi, dalam jangka panjang saham memiliki hasil yang tinggi pula. Namun, pahami profil risikomu sebelum memilih instrumen ini ya!

Terdapat pilihan dalam berinvestasi saham, yaitu investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau melalui platform Securities Crowdfunding seperti JOINAN.

Program Pensiun Pemerintah dan Swasta

Selain mempersiapkan dana pensiun secara mandiri melalui metode investasi, ada cara lain gak?

Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan

Dilansir dari laman bpjsketenagakerjaan.go.id melalui program ini perusahaan tempatmu bekerja akan patungan dengan karyawannya (termasuk kamu) untuk membiayai dana pensiunmu. Total patungannya yaitu 5,7 persen dari upah. Ketentuannya, 2 persen dari pekerja dan 3,7 persen dari pemberi kerja.

Dengan ketentuan denda sebesar 2 persen untuk tiap bulan keterlambatan.

Manfaat yang didapatkan bagi peserta yaitu uang tunai hasil akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya, akan dibayarkan sekaligus bila:

  • Peserta mencapai usia 56 tahun
  • Meninggal dunia
  • Cacat total tetap

Usia pensiun termasuk mengundurkan diri dari pekerjaan, diPHK atau sedang tidak aktif bekerja dimanapun, termasuk peserta meninggalkan wilayah Indonesia untuk selamanya.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa dalam menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) untuk perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri. Jumlah iuran DPLK ditetapkan maksimal 10 persen dari pendapatan.

DPLK bersifat tidak wajib, tapi akan sangat membantu bila kamu punya walaupun kamu telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Pensiun BPJS sekalipun.

Dikutip dari Kumparan, setidaknya kamu harus memiliki 70%-80% gaji terkahir untuk memenuhi kebutuhanmu saat pensiun.

Sedangkan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun sejauh ini hanya membantu sekitar 30% dari kebutuhan tersebut.

Kamu bisa menjadi peserta DPLK di beberapa bank ternama di Indonesia yaitu BNI, Mandiri, dan BRI.

Manfaat DPLK yang dapat kamu rasakan antara lain sebagai berikut:

  • Memiliki pendapatan tetap di hari tua
  • Iuran dibukukan atas nama peserta
  • Mengurangi pajak penghasilanmu
  • Hasil investasinya dibebaskan dari pajak

Nah, itulah pembahasan tentang dana pensiun dan bagaimana kamu mempersiapkannya. Tadi juga telah disebtukan, bagi kamu yang ingin mengelola dana pensiun secara mandiri adalah dengan berinvestasi.

Saat ini banyak platform digital yang memudahkan kamu untuk berinvestasi, salah satunya yaitu JOINAN. JOINAN merupakan platform investasi berbasis securities crowdfunding, melalui JOINAN kamu dapat berinvestasi pada beragam bisnis profitable.

Mulai dari bisnis FnB, otomotif, kecantikan, hingga properti. Tunggu apalagi? Yuk sign up sekarang!

baca juga: cara melakukan perencanaan keuangan pribadi agar tidak boncos

Penulis: Mira Ayu Dwi Cahyani