
Presiden Jokowi beserta jajarannya mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional melalui beragam cara. Selain memberikan bantuan langsung tunai untuk sejumlah UMKM, publik diramaikan dengan kehadiran SWF Indonesia Investment Authority.
SWF atau Sovereign Wealth Fund merupakan Lembaga Pengelola Investasi (LPI), yang dinamakan Indonesia Investment Authority. INA berbentuk badan hukum yang sepenuhnya dimiliki Pemerintah Indonesia.
Kemudian, pembentukan INA berlandaskan pada Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Selain itu, INA juga diatur dalam:
- Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 2020 tentang Modal Awal Lembaga Pengelola Investasi
- Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi
Lalu, Presiden juga merilis satu kepres untuk membentuk panitia seleksi pemilihan calon anggota dewan pengawas LPI melalui Keputusan Presiden Nomor 128/P Tahun 2020.
Saat ini INA memiliki dua pengawas yaitu Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI) dan Erick Thohir (Menteri BUMN).
Selain itu terdapat beberapa calon dewas lainnya yang sudah disetujui Presiden Jokowi, yaitu Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.
Terdapat juga beberapa nama yang akan mengisi kursi Direktur INA. Diantaranya yaitu:
- Tigor Siahaan
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk.
- Ridha D.M. Wirakusumah
Direktur Utama PermataBank.
- Arif Budiman
Mantan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) 2014-2018, dan mantan Direktur Utama PT Danareksa (Persero) 2018-2020.
Apa Tugas SWF Indonesia Investment Authority
Pada prinsipnya SWF bertugas sebagai pengelola investasi yang berasal dari kelebihan kekayaan negara. Itu sebabnya sering disebut sebagai pengelola dana abadi.
SWF seperti Fund Manager tetapi dalam skala negara. Jadi, dana tersebut nanti diinvestasikan kembali agar mendapatkan return atau imbal hasil yang lebih besar dari nilai sebelumnya.
Gunanya apa? Sebagai sumber permodalan beragam proyek dalam negeri seperti proyek infrastruktur, mobilitas, konektivitas, dan digitalisasi.
Selain itu, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga pemerintah tidak bergantung pada dana jangka pendek, atau menambah utang.
Nah, dana yang akan dikelola bersumber dari mana?
- Sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui (minyak, gas dan mineral).
- Aset keuangan yang dapat diinvestasikan (saham, obligasi, logam mulai, dan beragam instrumen lainnya).
Tidak hanya itu, sumber kekayaan yang dikelola dapat berasal dari negara-negara lain (Foreign Direct Investment). Jadi, bukan utang melainkan investasi sebagai ekuitas.
Negara-Negara yang Memiliki SWF
SWF sebenarnya bukan barang baru di dunia, berikut negara-negara yang mendahului kepemilikan SWF.
- Singapura – Temasek Holdings
- Malaysia – Khazanah Nasional & 1Malaysia Development Berhad (1MDB)
- China – China Investment Corporation, SAFE Investment Company, National Social Security Fund, dan China-Africa Development Fund
- Hong Kong – Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio
- Korea Selatan – Korea Investment Corporation
- Amerika Serikat – West Virginia Future Fund, Oregon Common School Fund, dan lainnya (AS memiliki SWF per negara bagian).
Dampak Hadirnya SWF Indonesia
Menurut Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam webinar ‘Sovereign Wealth Fund: Sarana Pembangunan Ekonomi Indonesia’ (28/12/2020). Kehadiran LPI diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
Kenaikan investasi sebesar 1 persen akan berdampak pada pertumbuhan eknomi 0,3 persen. Setiap 0,3 persen kenaikan pertumbuhan ekonomi, mampu menciptakan kesempatan kerja rata-rata hingga 0,16 persen sehingga dapat menyerap sekitar 75 ribu tenaga kerja.
Bila SWF Indonesia Investment Authority merupakan alternatif permodalan skala besar milik negara, Anda juga bisa lho mendapatkan modal untuk melakukan ekspansi bisnis. Yaitu melalui JOINAN platform investasi berbasis securities crowdfunding.
Melalui JOINAN, seluruh masyarakat Indonesia dapat gotong royong memenuhi kebutuhan modalmu dengan membeli saham bisnismu. Bila sudah terkumpul, kamu dapat menggunakan uang tersebut untuk melakukan ekspansi bisnis.
Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara penerbit (partner) JOINAN dengan investor.
Penulis: Mira Ayu Dwi Cahyani