Awal bulan, tepatnya 1 Februari 2021 Presiden Jokowi resmikan Bank Syariah Indonesia. Peresmian ini membuahkan BSI masuk dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia.
Bank Syariah Indonesia merupakan mega merger dari 3 bank BUMN, yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah. Dengan komposisi pemegang saham sebagai berikut:
- 51,2% dikuasai PT Bank Mandiri Tbk
- 25% dikuasai PT Bank Negara Indonesia Tbk
- 17,4% dikuasai PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
- 4,4% saham syariah
- 2% saham publik
Dengan diterbitkannya izin penggabungan ketiga bank tersebut, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah masuk ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk.
Adapun pemimpin Bank Syariah Indonesia saat ini sebagai berikut:
- Hery Gunardi – Direktur Utama
Sebelum di BSI, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Mandiri Syariah sejak Oktober-Desember 2020.
- Ngatari – Wakil Direktur Utama I
Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank BRI Syariah sejak April 2019 hingga Desember 2020.
- Abdullah Firman W – Wakil Direktur II
Beliau sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT BNI Syariah sejak bulan Maret hingga Desember 2020.
Melalui penggabungan ini, kode saham BSI di Bursa Efek Indonesia menjadi BRIS. Hal ini karena Bank BRI Syariah adalah bank yang menerima penggabungan 3 bank syariah BUMN tersebut.
Latar Belakang Mergernya Bank Syariah BUMN
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, merger ini dilakukan guna meningkatkan core competence seluruh BUMN, termasuk pada sektor keuangan.
Selain itu, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar Indonesia diharapkan bank ini mampu berdaya saing global. Mengingat mergernya menghasilkan total asset senilai Rp 220 triliun hingga Rp 225 triliun.
Kemudian, merger akan meningkatkan inkusifitas sehingga akses terhadap jasa dan produk keuangan berprinsip syariah semakin meluas. Sehingga nasabah memiliki ragam pilihan.
Lalu, bank syariah akan lebih efisien melakukan penggalangan dana, operasional, pembiayaan, dan belanja. Sehingga dapat menekan tingginya biaya operasional dan belanja modal (capital expenditure).
Selain itu, Bank Syariah dinilai berprospek cerah. Hal ini dilihat dari data OJK yang menunjukkan pertumbuhan Pembiayaan yang Disalurkan perbankan syariah per Juni 2020 mencapai 10,13 (yoy).
Lebih tinggi dibanding pertumbuhan penyaluran kredit perbankan konvensional, 1,49 persen (yoy) pada periode yang sama.
Pada periode tersebut pula DPK perbankan syariah Indonesia mencapai 9% (yoy), dibandingkan DPK perbankan konvensional 7,95% (yoy).
Tak sampai di situ, produk yang ditawarkan bank syariah yang merger tersebut pun lengkap. Baik untuk wholesale, consumer, UMKM, ritel, dan beragam layanan lainnya.
Rencana Right Issue Bank Syariah Indonesia
Baru saja diresmikan, Kementerian BUMN akan membuka peluang bagi investor asing untuk menjadi investor baru PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melalui SWF Indonesia Investment Authority.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan modal Bank Syariah Indonesia guna menunjang bisnisnya.
peningkatan modal ini dilakukan dengan menerbitkan saham baru secara right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu sebelum ditawarkan kepada investor baru.
Hal ini cukup menggemparkan khalayak ramai, khususnya para investor ritel mengingat saham publik saat ini saja tersisa 4,4% belum lagi harga BRIS tergolong mahal dibanding nilai bukunya.
Pada Rabu lalu, BRIS ditutup dengan harga Rp 2.750/unit sedang harga buku pasca merger dikisaran Rp 503/unit.
Nah, itulah pembahasan singkat mengenai peresmian Bank Syariah Indonesia. Selain berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, kamu juga dapat berinvestasi melalui platform securities crowdfunding lho!
Securities crowdfunding merupakan alternatif pendanaan untuk UMKM guna mengembangkan bisnisnya, melalui SCF kamu dapat berinvestasi pada beragam bisnis profitable yang telah dikurasi.
Salah satu platform SCF di Indonesia yaitu JOINAN. Di JOINAN, kamu dapat memilih ragam instrumen investasi mulai dari saham, saham syariah, sukuk, obligasi, hingga obligasi konvensional.
Selain itu, terdapat beragam pilihan bisnis mulai dari FnB, properti, otomotif, skincare, hingga agraria.
Yuk, mulai investasimu bersama JOINAN!.

baca juga: mengenal swf indonesia investment authority, apa itu?
Referensi:
Penulis: Mira Ayu Dwi Cahyani